Harga koin kripto bitcoin meroket mengalami tren positif yang signifikan selama sekitar dua minggu terakhir. Puncaknya, pada Selasa (5/3/2024), aset ini mencapai titik tertinggi (all time high/ATH) dengan harga menyentuh 69.000 dollar AS. Angka ini jauh lebih tinggi dari titik puncak sebelumnya pada 12 November 2021 dengan harga 64.400 dollar AS.
Tren kenaikan harga bitcoin ini sebetulnya sudah terjadi selama beberapa bulan ke belakang. Setelah tertahan di kisaran 20.000 dollar AS selama triwulan I hingga triwulan III tahun 2023, nilai tukar bitcoin menembus level 30.000 dollar AS di pengujung Oktober lalu.
Tak berselang lama, nilai aset ini pun melaju hingga berada di atas 40.000 dollar AS di awal Desember. Laju kenaikan nilai bitcoin makin tak terbendung pada Februari tahun ini. Dalam rentang sekitar satu bulan, nilai aset ini melesat sampai sekitar 50.000 dollar AS, yang kemudian menembus batas 60.000 dollar AS tak sampai dua minggu setelahnya.
Tren positif ini pun turut mengerek nilai tukar dari aset kripto lain, meskipun kenaikannya tidak setajam bitcoin. Salah satu koin yang juga mengalami tren positif ialah ethereum. Setelah tertahan sekitar 2.000 dollar AS sepanjang triwulan IV-2023, nilai tukar koin ini terdorong hingga di atas level 3.000 dollar AS di akhir Februari lalu. Namun, meski sempat menyentuh angka pembukaan di atas 3.700 dollar AS, nilai aset ini masih belum mengalahkan puncaknya pada pertengahan November 2021 di angka 4.600 dollar AS.
Baca juga: Aset Kripto Tak Lagi Bikin Frustrasi
Tren kripto domestik
Tren positif di tingkat global ini kemungkinan akan terus mendorong momentum positif di pasar kripto Indonesia. Pasalnya, geliat investasi di instrumen kripto ini sebetulnya telah menunjukkan sinyal sejak setahun lalu. Data Bappebti menunjukkan, terdapat kenaikan investor aset kripto di Indonesia nyaris 10 persen selama 2023. Saat ini, tercatat ada lebih dari 18,5 juta orang yang menginvestasikan dananya di aset tersebut.
Jumlah transaksi aset ini pun cukup fantastis, yakni Rp 149 triliun per tahun. Meskipun angka tersebut masih lebih rendah dari periode 2022, dengan total transaksi dalam setahun Rp 306 triliun, animo masyarakat terhadap aset ini tampak mulai kembali tinggi di Indonesia.
Hal ini pun terkonfirmasi dari nilai total kapitalisasi pasar yang naik setahun lalu. Selama 2023, terdapat peningkatan total kapitalisasi pasar sebesar 108 persen, utamanya didorong kenaikan di triwulan I dan IV, dengan peningkatan di angka 48 dan 54 persen. Tren positif ini memutar balik kondisi pasar pada 2022 yang saat itu mengalami penurunan kapitalisasi sebesar 64 persen.
Lebih lanjut, sentimen positif yang terjadi di pasar kripto ini juga bisa mencerminkan meningkatnya gairah masyarakat untuk berinvestasi pada 2024. Hal ini pun terkonfirmasi dari tren positif yang dialami instrumen investasi lain, yakni emas.
Awal Maret ini, harga emas juga mencapai titik tertinggi. Pada Rabu (6/3/2024), harga emas melonjak hingga 2.130 dollar AS per ons. Mirip dengan kripto, tren ini pun telah terjadi selama beberapa minggu terakhir. Akhir Februari lalu, harga emas terus naik di angka 2.000 dollar AS hingga akhirnya menembus level 2.100 dollar AS per ons.
Kenaikan harga emas global ini pun juga diikuti pasar Indonesia. Jika pada akhir Februari masih berada di angka 1,13 juta per gram, kini harga emas yang diproduksi Antam telah berada di angka 1,18 juta per gram atau mengalami kenaikan 4,5 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam wawancara untuk Kompas pada Rabu (6/3/2024) memprediksi bahwa harga emas akan terus naik hingga di angka 2.150 dollar AS per ons pekan depan. Prediksi ini tecermin dari beberapa analisis teknikal yang terbentuk seperti pergerakan indeks nilai tukar dollar AS yang perlahan terus melemah.
Baca juga: Aset Kripto Makin Menjanjikan di 2024
Faktor pendorong
Di tingkat global, tren positif beberapa instrumen investasi, seperti aset kripto dan emas, salah satunya didorong oleh kebijakan ekonomi AS. Pasalnya, setelah dilanda inflasi tinggi sepanjang 2022, tingkat inflasi di negara tersebut mulai stabil semenjak pertengahan tahun lalu. Situasi ini pun dibaca oleh pelaku pasar sebagai momentum bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga.
Pembacaan pasar ini pun terkonfirmasi pada akhir Februari lalu. Saat itu, pihak bank sentral AS memprediksi bahwa situasi sudah cukup stabil untuk lembaga ini menurunkan suku bunga pada akhir 2024. Penurunan suku bunga ini direncanakan cukup drastis, dari saat ini di angka 5,5 persen menjadi 4,6 persen, atau setara dengan 110 basis poin.
Rencana ini pun ditanggapi pasar untuk menggeser aset mereka, yang sebelumnya terkonsentrasi ke surat berharga dan tabungan. Maka, selama rencana bank sentral AS ini tidak putar arah, nilai aset-aset investasi akan terus mengalami tren positif.
Di luar itu, situasi geopolitik yang masih tegang juga turut berdampak. Hingga kini, tensi antara Hamas dan Israel tak kunjung mereda. Ketidakpastian geopolitik ini ikut mendorong para pelaku pasar untuk berinvestasi pada instrumen yang stabil, salah satunya emas.
Baca juga: Harga Emas Akan Terus Cetak Rekor Baru pada Maret 2024
Waspada volatilitas
Meskipun pasar tengah bergairah, para investor tetap perlu waspada untuk bermain di pasar kripto. Pasalnya, lini masa empat tahun terakhir menunjukkan seberapa tinggi volatilitas nilai aset tersebut.
Fluktuasi ekstrem dari nilai aset ini terlihat selama periode pertengahan November 2020 hingga pertengahan November 2023. Pada November 2020, nilai bitcoin sekitar 16.000 dollar AS.
Nilai aset ini melejit hingga lebih dari 300 persen setahun berikutnya. Nilai Bitcoin mencapai rekor tertinggi di angka 64.400 dollar AS. Namun, setahun berselang, nilai aset ini terjun bebas hingga kembali di level 16.000 dollar AS.
Tidak hanya didorong oleh sentimen pasar dan faktor eksternal, seperti kenaikan suku bunga The Fed, volatilitas harga instrumen ini juga disumbang oleh banyaknya skandal yang melibatkan pemain besar.
Salah satunya ialah terbongkarnya skandal Sam Bankman-Fried, pendiri perusahaan pengelola aset kripto FTX, yang kedapatan melakukan penipuan dengan kerugian sebesar 8,7 miliar dollar AS pada akhir 2022.
Di waktu yang hampir bersamaan, Changpeng Zhao, pendiri pengelola aset kripto Binance, mengaku bersalah telah melakukan tindak pidana pencucian uang pada otoritas AS.
Tumbangya dua pemain besar di tingkat global ini pun menghancurkan kepercayaan publik terhadap pasar kripto hingga aset ini mengalami musim dingin selama lebih kurang satu tahun. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Kemilau Emas Tahun Naga Kayu 2024 dalam Bayang-bayang Ketidakpastian
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bitcoin Meroket, Sinyal Positif untuk Investasi di 2024? - kompas.id"
Posting Komentar