Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas mata uang kripto (cryptocurrency) masih berkinerja positif pada perdagangan Senin (26/7/2021) pagi waktu Indonesia, di mana dalam sepekan terakhir kripto sudah melesat cukup tinggi.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:15 WIB, keenam kripto berkapitalisasi terbesar non-stablecoin masih kompak bergerak menguat pada pagi hari ini.
Bitcoin memimpin penguatan kripto pada pagi hari ini, yakni meroket hingga 11,85% ke level harga US$ 38.035,01/koin atau setara dengan Rp 551.507.645/koin (asumsi kurs Rp 14.500/US$), ethereum melonjak 7,09% ke level US$ 2.297,14/koin (Rp 33.308.530/koin), binance coin terkerek 7,66% ke US$ 319,76/koin (Rp 4.636.520/koin).
Berikutnya cardano menjadi runner up pagi hari ini, dengan terbang ke level harga US$ 1,31/koin atau setara dengan Rp 18.995/koin, ripple melesat 7,43% ke level US$ 0,6437/koin (Rp 9.334/koin), dan koin digital 'meme', dogecoin bertambah 8,22% ke US$ 0,2083/koin (Rp 3.020/koin).
Kapitalisasi pasar dari enam kripto bertambah cukup signifikan, di mana kapitalisasi pasar bitcoin yang sebelumnya sempat menyentuh kisaran US$ 400 miliar, kini kembali berada di US$ 700 miliar.
Dalam sepekan, pasar kripto sudah melesat cukup tinggi, di mana bitcoin menjadi leader sepekan terakhir, yakni meroket hingga 20%.
Bergeliatnya kembali kripto dalam sepekan terakhir karena reli bitcoin dan kripto lainnya yang dimulai sejak Rabu (21/7/2021). Kenaikan harga bitcoin pada Minggu (25/7/2021) mewakili kenaikan harian tunggal terbesar dalam lebih dari enam minggu.
Meski demikian, beberapa analis memprediksi kemerosotan bitcoin dan pasar kripto masih belum akan berakhir.
"Bitcoin digerakkan oleh sentimen serta minat terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar. Ketika sebuah aset yang digerakkan oleh faktor tersebut mulai menurun, maka ke depannya akan lebih mudah mengalami kemerosotan," kata Peter Hank, analis di DailyFX, sebagaimana dilansir Wall Street Journal (WJS) akhir Juni lalu.
Pernyataan Hank terbukti, bitcoin jeblok lagi ke bawah US$ 30.000 pada pekan lalu.
WJS mengutip Visual Capitalis menyebutkan sejak tahun 2021, bitcoin sudah mengalami 14 kali aksi jual (selloff) yang membuatnya jeblok hingga 30%, enam kali anjlok 50%, dan tiga kali ambrol lebih dari 80%.
Semakin dalam bitcoin ambrol, maka setelahnya harga bitcoin akan cenderung mendatar dalam waktu yang panjang atau yang dikenal dengan crypto winter.
Pada Desember 2017, bitcoin mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 19.458,19/koin, tetapi kurang dari 2 bulan malah ambrol 70%. Bitcoin kemudian mengalami crypto winter. Pada Desember 2018, bitcoin menyentuh US$ 3.201/koin, dari rekor tertinggi ambrol 84%.
Bitcoin baru bisa bangkit dan melewati rekor tertinggi sepanjang masa pada akhir 2020 lalu, dan terus melesat setelahnya berkali-kali memecahkan rekor. Tertinggi, bitcoin mencapai US$ 64.899,97/koin pada 14 April lalu.
Dari rekor tersebut, bitcoin terus merosot hingga ke US$ 28.800/koin pada 22 Juni, artinya ambrol lebih dari 55% dari rekor tertinggi sepanjang masa.
Hank memprediksi bitcoin bisa merosot hingga ke US$ 20.000/koin, dan jika level tersebut ditembus maka crypto winter akan terjadi lagi.
"Saya pikir bitcoin hampir pasti akan terus mengalami pelemahan. Dengan level US$ 30.000 sudah dilewati, maka target selanjutnya ke US$ 20.000. Jika itu juga dilewati, maka crypto winter kan terjadi lagi," kata Hank.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(chd/chd) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20210726093216-17-263543/kripto-ngamuk-bitcoin-memimpin-melesat-12
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kripto Ngamuk! Bitcoin Memimpin & Melesat 12% - CNBC Indonesia"
Posting Komentar