Search

Tokoh Dunia Ini Sebut Bitcoin 'Rapuh', Gagal Jadi Safe Haven! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Penulis buku fenomenal dan best seller dunia, 'The Black Swan', Nassim Nicholas Taleb mengatakan dalam makalahnya baru-baru ini bahwa Bitcoin gagal menjadi mata uang digital terdesentralisasi yang dapat dianggap aset lindung nilai (hedging) terhadap inflasi dan sebagai investasi aman investasi atau safe haven.

Taleb membalikkan pendiriannya, di mana ia sebelumnya pernah menyebut Bitcoin sebagai "asuransi" terhadap kontrol pemerintah atas uang.

"Beberapa aset dalam sejarah keuangan lebih rapuh daripada Bitcoin," kata Talep, dikutip dari CNBC International.


Bitcoin saat ini menjadi 'mata uang' kripto paling laris dan paling gede kapitalisasi pasarnya yakni mencapai US$ 610,98 miliar (setara Rp 8.859 triliun, kurs Rp 14.500/US$). Harga per koinnya saat ini US$ 32.574 atau Rp 472 juta/koin mengacu data Coindesk.com, Kamis pagi ini (15/7/2021).

Penulis AS asal Lebanon kelahiran 1960 ini sebelumnya menilai bahwa lebih baik berinvestasi di Bitcoin, terutama tentang potensinya untuk membantu orang menghindari kontrol yang berlebihan dari pemangku kebijakan yang mengandalkan untuk mengelola nilai tukar mata uang mereka.

Dia menyebutnya "mata uang organik pertama" dalam kata pengantar "The Bitcoin Standard" pada tahun 2018 dan "kebijakan asuransi" terhadap kontrol pemerintah atas mata uang.

Namun, dalam makalahnya baru-baru ini yang berjudul "Bitcoin, Mata Uang, dan Kerapuhan," yang diterbitkan pada akhir Juni lalu, Taleb yang juga seorang peneliti probabilitas dan mantan trader ni, mengatakan Bitcoin dapat bernilai "persis nol". Alasannya, sebagian dikarenakan Bitcoin memerlukan jumlah minat yang berkelanjutan untuk mempertahankannya.

Sebaliknya, emas dan logam mulia lainnya sebagian besar masih pantas dianggap sebagai aset safe haven, karena tidak terdegradasi dalam historisnya dan tidak memerlukan sikap yang lebih serius untuk menyegarkan sifat fisiknya dari waktu ke waktu.

Bitcoin dibuat pada tahun 2008 dan selalu terkenal akan volatilitasnya, meskipun di saat pandemi virus corona (Covid-19) Bitcoin untuk pertama kalinya mengalami volatilitas ekstrem dalam menghadapi krisis ekonomi global.

Taleb mencatat bahwa pada Maret 2020, Bitcoin turun lebih dalam dari pasar saham dan berhasil pulih akibat adanya injeksi likuiditas besar-besaran. Hal itu membuktikan bahwa Bitcoin sebenarnya tidak dapat digunakan sebagai aset hedging dari risiko sistemik.

Dia mencatat bahwa Bitcoin telah mempertahankan volatilitasnya yang sangat tinggi, antara 60% hingga 100%, meskipun hal itu bukan berarti cryptocurrency tidak dapat menggantikan peran mata uang fiat, uang yang didukung oleh pemerintah yang mengeluarkannya tetapi tidak didukung oleh komoditas fisik seperti emas.

"Memang diinginkan untuk memiliki setidaknya satu mata uang riil tanpa pemerintah, tetapi mata uang baru hanya perlu lebih menarik sebagai penyimpan nilai dengan melacak sekeranjang barang dan jasa dengan kesalahan minimum," tulis Taleb dalam makalahnya.

Tak sedikit orang yang menyamakan keberhasilan Bitcoin sebagai mata uang digital dengan keberhasilan Bitcoin sebagai investasi spekulatif.

Taleb adalah seorang profesor teknik risiko terkemuka di Tandon School of Engineering, Universitas New York dan penasihat ilmiah untuk Universa Investments.

Dalam beberapa pekan terakhir hingga sebulan terakhir, harga Bitcoin cenderung diperdagangkan di level US$ 32.000 hingga US$ 36.000. Bitcoin pun sempat menyentuh level US$ 40.000 pada pertengahan Juni lalu.

Berdasarkan data dari CryptoCompare, harga Bitcoin turun lebih dari 40% pada Juni tahun ini, Pada bulan yang sama, harga Bitcoin mencapai titik terendahnya secara bulanan sebesar US$ 28.908/koin.


[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Adblock test (Why?)

Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20210715112814-17-261083/tokoh-dunia-ini-sebut-bitcoin-rapuh-gagal-jadi-safe-haven

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tokoh Dunia Ini Sebut Bitcoin 'Rapuh', Gagal Jadi Safe Haven! - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.