Liputan6.com, Jakarta - Optimisme pasar aset kripto sepanjang Oktober yang didorong oleh antisipasi ETF Bitcoin mengangkat Bitcoin (BTC) ke level tertinggi sejak Mei tahun lalu, dengan kenaikan yang luar biasa sebesar 22,85 persen sejak 1 Oktober hingga 31 Oktober.
Sementara dari sejak awal tahun Bitcoin telah melesat lebih dari 100 persen dari harga USD 16.600 atau sekitar Rp 264 juta (asumsi kurs Rp 15.907 per dolar AS) pada 1 Januari 2023 hingga mencapai level tertingginya di harga USD 35.200 atau setara Rp 559,9 juta pada Oktober ini.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, dua minggu pertama November berpotensi akan menjadi peluang untuk buy the dip apabila Bitcoin turun ke harga USD 30.000 atau setara Rp 475,9 juta, sehingga momentum bullish sepanjang Oktober berpotensi akan berlanjut.
“November juga merupakan salah satu bulan yang positif sepanjang sejarah Bitcoin sejak 2013,” kata Panji, dalam siaran pers, dikutip Kamis (2/11/2023).
Panji menambahkan menurut data coinglass, sepanjang 2013 hingga 2017 Bitcoin terus mengalami kenaikan yang signifikan di setiap November. Sementara, dari 2018 hingga 2022, Bitcoin hanya mengalami kenaikan sekali pada November yaitu pada 2020.
“Namun jika dilihat dari pergerakan rata rata Bitcoin setiap November sejak 2013-2022, menjadikannya sebagai bulan paling bullish dengan kenaikan rata rata sebesar 50,61 persen,” lanjut Panji.
Saat ini, Fear & Greed index yang mengukur sentimen pasar Aset Kripto, telah mencapai level tertinggi sejak Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada November 2021.
Data terakhir menunjukkan indeks mencapai 72/100 dalam beberapa hari terakhir. Ini termasuk dalam kategori “keserakahan” atau greed dan menyamai posisinya hanya beberapa hari setelah Bitcoin mencapai level tertinggi terbaru sepanjang masa di USD 69.000 atau setara Rp 1 miliar hampir dua tahun lalu.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Bitcoin Berpotensi Sentuh Rp 637 Juta pada Kuartal IV 2023
Sebelumnya diberitakan, Oktober telah menjadi bulan yang sangat menguntungkan bagi sebagian besar aset kripto, terutama bitcoin (BTC). Harga Bitcoin melonjak tajam, melewati angka USD 35.000 atau sekitar Rp 557 juta (asumsi kurs Rp 15.927 per dolar AS) untuk pertama kalinya sejak Mei 2022.
Harga Bitcoin diprediksi bisa tumbuh hingga USD 40.000 atau sekitar Rp 637 juta pada kuartal empat 2023. Trader dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan saat ini Bitcoin mendapatkan dorongan tambahan dalam menciptakan peluang investasi baru melalui ETF.
Fyqieh menjelaskan ada dua faktor yang diperkirakan akan berkontribusi pada kenaikan Bitcoin selanjutnya adalah persetujuan ETF Bitcoin dan peristiwa halving yang dijadwalkan pada April 2024.
Optimisme terus berkembang terkait dengan persetujuan ETF, terutama dengan kemungkinan partisipasi BlackRock, salah satu pemain besar di dunia keuangan.
“Kehadiran potensial BlackRock di pasar ini telah meningkatkan optimisme di antara banyak investor dan pengamat terkait masa depan Bitcoin,” kata Fyqieh dalam siaran pers, dikutip Sabtu (28/10/2023).
Dibayangi Sentimen the Fed
Dalam jangka pendek, The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang tetap konstan dalam pertemuan berikutnya pada November. Jika suku bunga tetap tidak berubah, kemungkinan besar tren kenaikan harga Bitcoin akan berlanjut.
Namun, jika The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga, investor harus bersiap menghadapi potensi koreksi di pasar.
Analisis Teknikal
Dari segi analisis teknikal, saat ini para pelaku pasar tengah menanti dengan penuh harap dan kecemasan karena harga Bitcoin melakukan pergerakan kedua melawan resistensi di level USD 35.000 minggu ini. Untuk melampaui rintangan ini, dibutuhkan dorongan lebih lanjut dari pesanan beli yang mungkin dipicu oleh FOMO.
"Kemungkinannya besar, kecuali ada sentimen negatif baru, baik dari industri maupun data makroekonomi, kami memperkirakan bahwa Bitcoin dapat mencapai level USD 40.000 (sekitar Rp 637 juta) untuk pertama kalinya di kuartal IV tahun 2023," kata Fyqieh dalam analisanya.
Strategi Jika Terjadi Koreksi
Namun, jika terjadi koreksi, para investor sudah bersiap untuk membeli Bitcoin saat menguji ulang level dukungan di USD 31.500 atau setara Rp 501,7 juta. Penurunan seperti itu dapat memberikan peluang bagi mereka yang telah merasa tertinggal dari reli yang tengah berlangsung.
Penurunan di bawah level USD 30.000 atau sekitar Rp 477 juta tampaknya semakin sulit terwujud, terutama dengan perbincangan seputar lonjakan ETF spot BTC dan dorongan FOMO yang terus mendorong pasar.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menilik Potensi Bitcoin pada November 2023 - Liputan6.com"
Posting Komentar