Jakarta, CNBC Indonesia - Reli harga mayoritas mata uang kripto (cryptocurrency) pun mulai berhenti pada perdagangan Jumat (13/8/2021) pagi waktu Indonesia, setelah hampir sepekan terakhir kripto mencetak kinerja positifnya.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:10 WIB, dari enam kripto berkapitalisasi terbesar non-stablecoin, hanya koin digital cardano yang tercatat masih menguat pada pagi hari ini, yakni menguat 1,73% ke level harga US$ 1,87/koin atau setara dengan Rp 26.881/koin (asumsi kurs Rp 14.375/US$).
Sementara sisanya kembali diperdagangkan di zona merah pada pagi hari ini. Bitcoin melemah 2,67% ke level US$ 44.836,91/koin atau setara dengan Rp 644.530.581/koin, ethereum ambles 4,51% ke US$ 3.088,19/koin (Rp 44.392.731/koin).
Berikutnya binance coin merosot 2,89% ke US$ 392,93/koin atau Rp 5.648.369/koin, ripple ambruk 5,29% ke US$ 0,9777/koin (Rp 14.054/koin), dan dogecoin anjlok 6,63% ke US$ 0,2677/koin (Rp 3.848/koin).
Bitcoin diperdagangkan lebih rendah pada pagi hari ini, setelah sempat mencapai level tertingginya dalam tiga bulan terakhir di kisaran level US$ 46.800 pada awal pekan ini.
"Tidak ada banyak selera saat ini untuk bitcoin di atas US$ 46.000, tetapi anehnya, juga tidak terlihat aksi jual besar-besaran," kata Matt Blom, kepala perdagangan di perusahaan aset digital Eqonex, kepada CoinDesk Kamis (12/8/2021).
Koin digital dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua, ether pun juga tak luput melemah pada pagi hari ini ke kisaran level US$ 3.000.
"Pasar crypto saat ini perlu mengambil nafas, setelah selama sepekan terakhir menunjukkan reli," kata perusahaan riset investasi FundStrat dalam catatannya, dilansir dari CoinDesk.
Perkembangan pembentukan regulasi berlanjut pada Kamis kemarin, di mana anggota Kongres AS dari Partai Republik, Anna Eshoo, meminta Ketua DPR Nancy Pelosi untuk mengubah ketentuan pajak kripto yang ada dalam RUU infrastruktur yang telah disahkan oleh Senat AS dalam sebuah surat terbuka.
Eshoo dianggap sebagai teman terdekat Pelosi di Kongres, dan ia mengatakan bahwa definisi istilah "broker" saat ini dalam pelaporan pajak kripto dianggap terlalu luas dan mungkin sulit untuk dipahami dan dipatuhi oleh beberapa entitas kripto.
Di bawah ketentuan saat ini, setiap entitas yang memfasilitasi transaksi kripto atas nama orang lain akan diperlakukan sebagai broker, yang berarti mereka harus mengajukan laporan informasi pajak termasuk informasi perincian know-your-customer (KYC).
Pendukung industri kripto khawatir bahwa definisi broker akan mencakup penambang dan validator jaringan lainnya serta pengembang perangkat keras yang biasanya tidak memiliki akses ke informasi pelanggan.
Beberapa pengamat berpendapat bahwa penolakan industri kripto terhadap undang-undang tersebut menunjukkan pengaruh yang semakin besar dari industri yang saat ini sudah berkembang pesat, di mana mereka dapat mengumpulkan kekuatannya dengan meningkatnya kekayaan.
"Kami mengharapkan investasi dalam hubungan hukum, kepatuhan, dan pemerintah meningkat dan untuk inovasi dalam platform terdesentralisasi untuk dipercepat setelah perbedaan pendapat di Capitol Hill ini," tulis FundStrat.
Sementara itu terkait dari inflasi Amerika Serikat (AS) yang tumbuh moderat pada periode Juli tahun ini, beberapa ekonom khawatir bahwa kenaikan inflasi mungkin saja akan bertahan lama.
Ini menandakan sebuah sinyal bahwa inflasi yang lebih cepat mungkin tidak bersifat sementara seperti yang diprediksi oleh ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell.
Inflasi adalah topik yang relevan bagi investor bitcoin, di mana mereka berpendapat bahwa harga cryptocurrency harus naik mengikuti kenaikan inflasi karena daya beli dolar AS menurun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(chd/chd) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20210813092553-17-268175/kacau-harga-bitcoin-cs-ambles-lagi-cardano-naik-sendirian
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kacau! Harga Bitcoin cs Ambles Lagi, Cardano Naik Sendirian - CNBC Indonesia"
Posting Komentar