Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan pasar kripto cenderung bergerak sideways atau datar pada awal Juli 2023. Berdasarkan analisis teknikal, Bitcoin masih berada level psikologis terkuatnya saat ini dan di atas Moving Average (MA) 50 pada harga USD 30.000 atau setara Rp 450,9 juta (asumsi kurs Rp 15.030 per dolar AS).
Trader Eksternal Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan, kondisi yang cukup stabil dan bisa dianggap sebagai tanda positif untuk menutup Juni 2023. Namun, yang perlu diperhatikan adalah Bitcoin sudah tiga kali mencoba menembus batas USD 31.000 atau setara Rp 465,9 juta dan gagal.
Kejadian tersebut biasanya membuat para pelaku pasar mulai merasa pesimis. Mereka mungkin akan menduga bahwa Bitcoin akan turun, dan ini adalah reaksi yang wajar mengingat situasi tersebut.
“Analisis ini menunjukkan pasar Bitcoin masih dalam kondisi yang cukup stabil, meski ada beberapa ketidakpastian,” kata Fyqieh dalam analisis harian, Senin (3/7/2023).
Fyqieh menambahkan, sentimen penggerak minggu ini pun cenderung netral tidak akan banyak berpengaruh ke pasar. Pasar sedang berada dalam kondisi wait and see. Hal ini terjadi setelah mereka menyaksikan drama dari Securities and Exchange Commission (SEC) yang menyebutkan ETF Bitcoin BlackRock dan Fidelity tak jelas pada pekan lalu.
Meskipun, Fidelity, VanEck, Invesco telah mengajukan ulang ETF Bitcoin spot ke SEC, tidak berpengaruh kuat ke pasar untuk kembali naik. Investor masih menunggu kejelasan dari respons SEC terhadap pengajuan ulang tersebut. Sementara harapan SEC untuk menyetujui setidaknya satu aplikasi ETF masih ada.
Sentimen Makroekonomi
Di sisi sentimen makroekonomi, ini adalah awal minggu yang sibuk. Angka PMI Manufaktur dari China dan AS akan menarik perhatian investor yang akan dirilis pada Senin waktu setempat.
“Kontraksi tak terduga di seluruh sektor manufaktur China dan AS akan menyalakan kembali kekhawatiran resesi,” jelas Fyqieh.
Kemudian, pada Kamis akan ada perilisan PMI non-manufaktur AS yang membantu memahami kondisi ekonomi dan inflasi di Amerika. Selanjutnya pada Jumat akan ada perilisan data NFP (nonfarm payrolls) AS yang akan menjadi indikator kuat untuk kebijakan suku bunga The Fed ke depannya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Tren Bitcoin Menguat, Didorong Permintaan ETF dan Halving
Gerak harga Bitcoin ini cukup mempesona akhir-akhir ini. Kenaikan ini didorong oleh proposal ETF Bitcoin Spot dari sejumlah perusahaan besar yakni Blackrock, Fidelity, Wisdomtree, Valkyrie, dan Invesco.
Trader External Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan, langkah yang diambil perusahaan besar ini dapat memberikan sentimen positif dalam industri kripto ke depan.
"Berita ini akan memberikan dampak positif dalam beberapa bulan mendatang dan bisa menjadi salah satu sentimen utama dalam persiapan untuk Halving Bitcoin tahun depan," ujar Fyqieh dalam siaran pers, dikutip Minggu (2/7/2023).
Pada Rabu, 21 Juni 2023, pasar kripto merespon positif pengajuan Blackrock, perusahaan manajemen aset dengan total dana kelola lebih dari USD 10 triliun atau setara Rp 150.403 triliun. FOMO (Fear of Missing Out) yang muncul di kalangan investor ritel memicu mereka untuk masuk lebih awal sebelum proposal ETF Bitcoin Spot ini disetujui dan diimplementasikan.
Meski proposal ini belum mendapat persetujuan dari SEC, Blackrock telah menerima dukungan suara yang sangat tinggi, yaitu 575 suara dari total 576 suara. Informasi ini berdampak positif pada pasar aset kripto.
Prospek Harga Bitcoin ke Depan
Mengenai prospek harga Bitcoin hingga akhir semester 1 dan akhir 2023, Fyqieh memperkirakan Bitcoin akan mencapai level USD 33.000 atau sekitar Rp 493 juta di akhir semester ini.
Sementara itu, dalam jangka waktu mingguan dan bulanan, Bitcoin diperkirakan terus mengalami tren bullish. Namun, untuk mengkonfirmasi kenaikan harga menuju USD 33.000, Bitcoin perlu berhasil menembus level resistensi di harga USD 31.000 atau Rp 466,2 juta dan menutup di atasnya secara harian.
Target Harga Bitcoin
Sedangkan untuk awal semester depan, Fyqieh mengungkapkan target harga Bitcoin sekitar USD 34.800 atau setara Rp 520 juta. Prediksi ini didasarkan pada golden ratio fibonacci retracement 1.68.
Namun, Fyqieh juga mengingatkan bahwa pasar kripto sangat volatil dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal yang sulit diprediksi. Oleh karena itu, investasi dalam Bitcoin dan aset kripto lainnya selalu melibatkan risiko tinggi, dan keputusan investasi harus didasarkan pada penelitian menyeluruh dan pemahaman yang baik terhadap risiko yang terkait.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "3 Kali Harga Bitcoin Gagal Tembus Rp 465 Juta, Bagaimana Prospek Kuartal III 2023? - Liputan6.com"
Posting Komentar